Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih Tunggal terhadap Staphylococcus aureus

Nadia Pudiarifanti, Jon Farizal

Sari


Resistensi antibiotika yang meningkat dapat dihambat dengan cara menggunakan antibiotik secara rasional dan mengembangkan sediaan bahan alam yang ada sebagai alternatif pengobatan. Salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan adalah bawang putih tunggal atau bahasa ilmiahnya adalah Allivum sativum Linn. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bawang putih tunggal memiliki berbagai manfaat, salah satunya sebagai antibakterikarena kandungan allicin, namun masih sedikit literatur yang melakukan penelitian terkait bawang putih tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kandungan fitokimia bawang putih tunggal dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini merupakan penelitian semu eksperimental dengan menggunakan ekstrak etanol bawang putih tunggal untuk melihat kandungan fitokimia dan konsentrasi ekstrak100%, 80%, 60%, 40%, 20% untuk melihat aktivitas antibakteri dengan aquadest steril sebagai kontrol negatif dan kloramfenikol sebagai kontrol positif. Penelitian dilakukan di Laboratorium Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bawang putih tunggal memili kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin, sedangkan steroid tidak terdeteksi. Selain itu hasil uji aktivitas antibakteri terhadap S. aureus hanya terlihat pada konsentrasi ekstrak 100% dengan rata-rata diameter 9mm, sedangkan konsentrasi lainnya tidak menunjukkan aktivitas antibakteri.


Kata Kunci


Bawang putih tunggal; Allivum sativum; Staphylococcus aureus

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Adhuri, I. K., Kristina, T. N., & Antari, A. L. (2018). Perbedaan Potensi Antibakteri Bawang Putih Tunggal Dengan Bawang Putih Majemuk Terhadap Salmonella Typhi. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 7(2), 415–423.

Ali, M., & Ibrahim, I. S. (2016). Phytochemical Screening and Proximate Analysis of Newbouldia laevis and Allium sativum. Nigerian Journal of Animal Science, 18(1), 242-256–256. https://doi.org/10.32474/AOICS.2019.04.000180

Bharat, Padhar, Dave Alankruta, H. (2013). Detail Comparative Pharmacognostical Study of Single Bulb and Multi Bulb Lasuna ( Garlic ). 02(02), 181–186.

Dewi, S. R., Salim, H., & Karim, D. (2021). Efek Pemberian Perasan Bawang Putih Lanang ( Allium Sativum ( L.) Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Candida albicans, Streptococcus mutans dan Propionibacterium acnes. Media Farmasi, 16(1), 124. https://doi.org/10.32382/mf.v16i1.1415

Emelda. (2021). Farmakognosi Untuk Mahasiswa Kompetensi Keahlian Farmasi. Pustaka Baru Press.

Ilic, D., Nikolic, V., Nikolic, L., Stankovic, M., Stanojevic, L., & Cakic, M. (2011). Allicin and related compounds: Biosynthesis, synthesis and pharmacological activity. Facta Universitatis - Series: Physics, Chemistry and Technology, 9(1), 9–20. https://doi.org/10.2298/fupct1101009i

Mhd. Riza Marjoni. (2016). Dasar-dasar Fitokimia untuk Diploma III Farmasi. Trans Info Media (TIM).

Negara, S. K. (2014). [Analysis The Implementation Policy of Rational Use of Antibiotics to Prevent Antibiotic Resistance In Sanglah Hospital Denpasar: Case Study of Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus Infections]. Arsi, 1(1), 42–50. http://journal.ui.ac.id/index.php/arsi/article/viewFile/5211/3496

Prapti, U., & Lina, M. (2013). Umbi Ajaib Tumpas Penyakit (S. Nugroho (ed.)). Penebar Swadaya.

Ramakrishna, A., & Ravishankar, G. A. (2011). Influence of abiotic stress signals on secondary metabolites in plants. Plant Signaling and Behavior, 6(11), 1720–1731. https://doi.org/10.4161/psb.6.11.17613

Rosalina, D., Martodihardjo, S., & Listiawan, M. Y. (2010). Staphylococcus aureus sebagai Penyebab Tersering Infeksi Sekunder pada Semua Erosi Kulit Dermatosis Vesikobulosa. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin, 2(318), 102–108.

Sethi, N., Kaura, S., Dilbaghi, N., Parle, M., & Pal, M. (2014). Garlic: a Pungent Wonder From Nature. International Research Journal of Pharmacy, 5(7), 523–529. https://doi.org/10.7897/2230-8407.0507106

Warsa. (2010). Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Binarupa Aksara.




DOI: http://dx.doi.org/10.52689/higea.v14i1.450

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##